Identitas Game Muat?

Saya menulis ini pukul 2 dini, headphone terpasang, cahaya layar memproyeksikan bayangan seperti aula emas kuno. Anda berpikir sedang bermain—Dragon-Tiger Wager—tapi yang sebenarnya Anda lakukan adalah mendengarkan ritme diri sendiri. Naga tidak mengaum karena kuat; harimau tidak melompat karena cepat. Keduanya berbisik dalam keheningan, dikode oleh RNG yang tak peduli jika Anda menang. Saya dulu percaya pada ‘tren’. Saya memandangi hasil masa lalu seperti puisi—sampai saya sadar: tak ada streak yang abadi. Rumah selalu menang. Bukan karena curang—tapi karena kita salah mengira random sebagai takdir.

Ketika saya tujuh, ayah berkata: ‘Kendalikan anggaran seperti mempersembahkan dupa.’ Jadi saya mulai dengan taruhan Rp.10. Maksimal tiga puluh menit. Tidak lebih. Bukan untuk kabur—tapi untuk merasakan.

Taruhan ‘dan’? Hantu sunyi di mesin. Ia berbisik: ‘Kau ingin keseimbangan.’ Tapi keseimbangan bukan keadilan—itu penyerahan pada ketidakpastian.

Saya bergabung dengan Golden Flame Forum musim dingin lalu—bukan untuk menang, tapi bertanya: Apakah orang lain merasakan ini juga? Kita tak butuh keberuntungan—we butuh ketenangan.

Ini bukan soal peluang—itu soal kehadiran. Akunmu bukan milik algoritma. Ia milikmu—in quiet antara dua detak.